Rabu, 17 Maret 2010

Penyesalan

Kepada : Hamba Allah

Malam merona hitam

Angin sepoi membisik keraguan

Bulan tampak meremang

Menanti pagi yang tak kunjung datang

Seketika…..

Aku terlelap dalam tidur panjang

Aku lelap dikegemerlapannya malam

Saat itu……

Aku tersesat….jauh…..jauh……..

Ah……hitam,gelap,hitam,gelap

Dimana ini..???

Dimana ini…???

Aku bingung, aku bingung,

(tiba-tiba aku terjatuh)

Aduh, sakit…..sakit….

Dimana aku ini?

Kumerenung jauh dihati

Kulihat ada cahaya kecil, yach….cahaya kecil

Cahaya apa itu?

Suara itu…… suara itu…….

Jantungku berdetak kencang dengan hebat

Pembuluh nadi memompa dengan hebat

Rangsang Allah datang sampai dibenak hati yang paling dalam

Geguyonan tawae setan karo aku

Aku ingat……

Itu cahaya illahi dengan bertabuhkan suara adzan

Yach…..cahaya illahi, suara adzan

Itu peringatan kepadaku

Selama ini……

Aku bodoh…aku khilaf

Aku sombong…aku khilaf

Selama ini aku sombong,angkuh kepada-Mu ya Allah…..

Maafkan aku ya…………Allah………….ya………. Allah

goresan pena :Muhammad rizal


Rabu, 03 Maret 2010

Puisi Anak “Ibu dan Facebook”

Dasar katrok. Kok, saya baru tahu jika ada seorang anak kecil, yang puisi sederhananya punya daya ledak yang begitu dahsyat. Padahal, sudah hampir sepekan info unik ini beredar. Anak kecil itu, konon dari yang saya baca, memang seorang anak yang ekspresif. Serafina Ophelia Simanjuntak, itu nama gadis pintar berusia 9 tahun, yang seorang anak kelas 4 SD Bellarminus 2 Bekasi.

Puisi yang ia tulis tak sampai lima menit itu, konon, memang menggambarkan betapa erat hubungan antara sang ibu dan situs jejaring sosial itu. Puisi ini dibuat Rafin, panggilan akrab Serafina, bulan Januari 2009 lalu. Orangtua Serafina lantas meng-upload dalam note mereka di facebook.

Di luar dugaan, yang merespon cukup banyak. Oleh karena itu, ibunda Rafin, Reko Alum, langsung mengikutkan puisi itu ketika Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) menggelar lomba puisi lucu.

Serafina Ophelia
Serafina Ophelia

Dari sekitar 100 puisi yang ikut serta, ada 15 yang ditampilkan di Taman Menteng 14 Maret lalu. Puisi Rafin masuk tiga besar yang menjadikannya berhak mendapatkan hadiah kursus tiga bulan belajar bahasa Perancis.“Puisi itu dibuat Rafin dalam waktu tidak sampai lima menit. Dia memang sering melihat saya sedang asyik di laptop dengan facebook. Puisi itu tidak dibuat khusus untuk lomba itu,” kata Reko seperti dikutipVivaNews.

Rafin yang lahir 30 Oktober 1999 memang dikenal sangat ekspresif. Ia bahkan pernah mengirim surat pada atasan ayahnya. Rafin menanyakan kenapa ayahnya selalu dapat tugas yang memaksanya harus pulang pagi tiap kali pergi bekerja.

Singkat cerita, Rafin akhirnya mentas di sebuah kegiatan Komunitas Bunga Matahari (BUMA, komunitas pecinta puisi). Dengan gayanya yang lucu, akhir pekan pertengahan Maret 2009 lalu, Serafina membawakan puisinya dan mendapat apresiasi yang sangat antusias dari seluruh yang hadir.

Dan, video tentang Rafin, yang sedang membacakan puisinya itu baru saya terima tadi siang, melalui pesan masuk dari seorang teman. Huh, kenapa baru sekarang? Betapa tidak, saya pun tak sabar untuk segera mem-forward video itu ke para “emak-emak fesbuk” yang menjadi kontak/jejaring saya di akun fesbuk yang saya miliki.

Sungguh, puisi ini menggambarkan wajah para penggandrung fesbuk, khususnya para ibu–yang kadang-kadang lupa secara tak sadar tersedot sihir situs jaringan sosial itu. Lha, kok ya, kritik itu justru datang dari anak-anak. Istriku terpingkal-pingkal menonton video Rafin ketika membacakan puisinya itu.

“Lucu, ya,” kata istriku. Tapi, sepertinya ia merasa tersentil juga. Memang, terkadang kritik dari seorang anak kecil bisa lebih mengena ketimbang kritik dari orang dewasa.

Oh ya, bagi yang belum melihat video itu. Ini dia:

Dan, ini dia lirik dari puisi Rafin, berjudul: “Ibu dan Facebook”

Ibu
Facebook
Hubungannya erat sekali.

Setiap hari, sehabis mandi
selesai makan
Sehabis apapun…

Dalam hatiku,
aku berpikir
mau kemanakah gerangan ia.

Notebook.

Tapi apa yang selalu ia lihat di notebook
Facebook.

Setiap hari, tawanya menggema

Sampai kapankah hubungan erat antara Ibu dan Facebook
Mungkin sampai akhir hayatnya.

Notebooknya akan dibawanya… ke…surga


SEMOGA DENGAN MEMPERBANYAK MENDENGARKAN AYAT-AYAT AL-QUR'AN DAPAT MENAMBAH PAHALA DAN MENINGKATKAN KETAKWAAN TERHADAP ALLAH SWT.
DEMI AYAH
kepada : ayah tercinta

Disaat rembulan tersenyum
Menjadi malam yang sangat indah
ku gali semua-nya
ku tekuni semuanya

yah...........
aku ingin juara kelas
dan terus juara
bisa gak yah........

pasti bisa!


ku semangat belajar
demi ayah........
ku bekerja
demi ayah.......


yah.......
jika ibu masih ada
aku akan bilang :(aku cinta ibu,aku sayang ibu,aku rindu ibu)

dengan sombong aku tak menjatuhkan air mata
tapi............
apalah guna
air mata meleleh dengan sengaja
mataku panas mukaku merah.......
aku diam membisu


ah....... sudahlah semua itu takdir
yah..... takdir
takdir ilahi

sekarang aku bangkit
terus semangat
demi ayah,demi ayah,dan demi ayah

oleh : muhammad rizal


Advertisement