Sabtu, 13 November 2010
Sabtu, 31 Juli 2010
Minggu, 18 April 2010


Rabu, 17 Maret 2010
Penyesalan
Kepada : Hamba Allah
Malam merona hitam
Angin sepoi membisik keraguan
Bulan tampak meremang
Menanti pagi yang tak kunjung datang
Seketika…..
Aku terlelap dalam tidur panjang
Aku lelap dikegemerlapannya malam
Saat itu……
Aku tersesat….jauh…..jauh……..
Ah……hitam,gelap,hitam,gelap
Dimana ini..???
Dimana ini…???
Aku bingung, aku bingung,
(tiba-tiba aku terjatuh)
Aduh, sakit…..sakit….
Dimana aku ini?
Kumerenung jauh dihati
Kulihat ada cahaya kecil, yach….cahaya kecil
Cahaya apa itu?
Suara itu…… suara itu…….
Jantungku berdetak kencang dengan hebat
Pembuluh nadi memompa dengan hebat
Rangsang Allah datang sampai dibenak hati yang paling dalam
Geguyonan tawae setan karo aku
Aku ingat……
Itu cahaya illahi dengan bertabuhkan suara adzan
Yach…..cahaya illahi, suara adzan
Itu peringatan kepadaku
Selama ini……
Aku bodoh…aku khilaf
Aku sombong…aku khilaf
Selama ini aku sombong,angkuh kepada-Mu ya Allah…..
Maafkan aku ya…………Allah………….ya………. Allah
goresan pena :Muhammad rizal
Rabu, 03 Maret 2010
Puisi Anak “Ibu dan Facebook”
Dasar katrok. Kok, saya baru tahu jika ada seorang anak kecil, yang puisi sederhananya punya daya ledak yang begitu dahsyat. Padahal, sudah hampir sepekan info unik ini beredar. Anak kecil itu, konon dari yang saya baca, memang seorang anak yang ekspresif. Serafina Ophelia Simanjuntak, itu nama gadis pintar berusia 9 tahun, yang seorang anak kelas 4 SD Bellarminus 2 Bekasi.
Puisi yang ia tulis tak sampai lima menit itu, konon, memang menggambarkan betapa erat hubungan antara sang ibu dan situs jejaring sosial itu. Puisi ini dibuat Rafin, panggilan akrab Serafina, bulan Januari 2009 lalu. Orangtua Serafina lantas meng-upload dalam note mereka di facebook.
Di luar dugaan, yang merespon cukup banyak. Oleh karena itu, ibunda Rafin, Reko Alum, langsung mengikutkan puisi itu ketika Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) menggelar lomba puisi lucu.
- Serafina Ophelia
Dari sekitar 100 puisi yang ikut serta, ada 15 yang ditampilkan di Taman Menteng 14 Maret lalu. Puisi Rafin masuk tiga besar yang menjadikannya berhak mendapatkan hadiah kursus tiga bulan belajar bahasa Perancis.“Puisi itu dibuat Rafin dalam waktu tidak sampai lima menit. Dia memang sering melihat saya sedang asyik di laptop dengan facebook. Puisi itu tidak dibuat khusus untuk lomba itu,” kata Reko seperti dikutipVivaNews.
Rafin yang lahir 30 Oktober 1999 memang dikenal sangat ekspresif. Ia bahkan pernah mengirim surat pada atasan ayahnya. Rafin menanyakan kenapa ayahnya selalu dapat tugas yang memaksanya harus pulang pagi tiap kali pergi bekerja.
Singkat cerita, Rafin akhirnya mentas di sebuah kegiatan Komunitas Bunga Matahari (BUMA, komunitas pecinta puisi). Dengan gayanya yang lucu, akhir pekan pertengahan Maret 2009 lalu, Serafina membawakan puisinya dan mendapat apresiasi yang sangat antusias dari seluruh yang hadir.
Dan, video tentang Rafin, yang sedang membacakan puisinya itu baru saya terima tadi siang, melalui pesan masuk dari seorang teman. Huh, kenapa baru sekarang? Betapa tidak, saya pun tak sabar untuk segera mem-forward video itu ke para “emak-emak fesbuk” yang menjadi kontak/jejaring saya di akun fesbuk yang saya miliki.
Sungguh, puisi ini menggambarkan wajah para penggandrung fesbuk, khususnya para ibu–yang kadang-kadang lupa secara tak sadar tersedot sihir situs jaringan sosial itu. Lha, kok ya, kritik itu justru datang dari anak-anak. Istriku terpingkal-pingkal menonton video Rafin ketika membacakan puisinya itu.
“Lucu, ya,” kata istriku. Tapi, sepertinya ia merasa tersentil juga. Memang, terkadang kritik dari seorang anak kecil bisa lebih mengena ketimbang kritik dari orang dewasa.
Oh ya, bagi yang belum melihat video itu. Ini dia:
Dan, ini dia lirik dari puisi Rafin, berjudul: “Ibu dan Facebook”
Ibu
Hubungannya erat sekali.Setiap hari, sehabis mandi
selesai makan
Sehabis apapun…Dalam hatiku,
aku berpikir
mau kemanakah gerangan ia.Notebook.
Tapi apa yang selalu ia lihat di notebook
Facebook.Setiap hari, tawanya menggema
Sampai kapankah hubungan erat antara Ibu dan Facebook
Mungkin sampai akhir hayatnya.Notebooknya akan dibawanya… ke…surga
SEMOGA DENGAN MEMPERBANYAK MENDENGARKAN AYAT-AYAT AL-QUR'AN DAPAT MENAMBAH PAHALA DAN MENINGKATKAN KETAKWAAN TERHADAP ALLAH SWT.
kepada : ayah tercinta
Disaat rembulan tersenyum
Menjadi malam yang sangat indah
ku gali semua-nya
ku tekuni semuanya
yah...........
aku ingin juara kelas
dan terus juara
bisa gak yah........
pasti bisa!
ku semangat belajar
demi ayah........
ku bekerja
demi ayah.......
yah.......
jika ibu masih ada
aku akan bilang :(aku cinta ibu,aku sayang ibu,aku rindu ibu)
dengan sombong aku tak menjatuhkan air mata
tapi............
apalah guna
air mata meleleh dengan sengaja
mataku panas mukaku merah.......
aku diam membisu
ah....... sudahlah semua itu takdir
yah..... takdir
takdir ilahi
sekarang aku bangkit
terus semangat
demi ayah,demi ayah,dan demi ayah
oleh : muhammad rizal
Rabu, 24 Februari 2010
Kita harus menyadari adanya konspirasi jahat terhadap Islam, yang bersifat global dan tidak lagi regional, terutama di era kecanggihan teknologi informasi dan transportasi sekarang ini, yang membuat dunia ini seolah-olah telah menjadi satu kampung kecil saja, tanpa ada batas dan sekat.
Kita harus menyadari bahwa sekarang ini Islam adalah agenda besar (bahkan yang terbesar) dari pihak-pihak yang tidak menginginkan kebangkitan Islam. Apalagi, ketika mereka mendengar bahwa kita telah mendeklarasikan Abad 15 H ini sebagai Tonggak Kebangkitan Ummat Islam.
Apa saja diantara bentuk konspirasi itu?
Pertama, menciptakan perpecahan di tubuh ummat Islam
Kita lihat perpecahan antara Sunni dan Syi’ah di Irak. Kita lihat perpecahan antara Fatah dan Hamas di Palestina. Konflik bersaudara di Afghanistan.
Kita harus sadar bahwa ada beberapa motif yang bisa merusak persatuan kita sebagai ummat:
Kecenderungan kita untuk berpecah-belah (dorongan syetan)
Adanya pihak luar yang menginginkan perpecahan diantara kita (kaum kafir)
Adanya musuh dalam selimut yang menginginkan kita berpecah-belah (kaum munafiq)
Kedua, melemahkan dan merusak ummat Islam dalam segala aspek kehidupan
Melemahkan dan merusak pemikiran kita : sekularisme, pluralisme, dekonstruksi aksiomatika agama
Melemahkan dan merusak keyakinan dan moral kita : berbagai proyek demoralisasi melalui sarana hiburan, film, mode, gaya hidup dan sebagainya. Mereka ingin kita hidup terlena sehingga lupa dengan permasalahan ummat ini. Mereka ingin kita lemah sehingga kita bisa berbuat apa-apa untuk keluar dari permasalahan ummat ini.
Melemahkan perekonomian kita : menjerat negeri-negeri muslim dengan hutang, mengeruk kekayaan di negeri-negeri muslim, melanggengkan kemiskinan di negeri-negeri muslim
Melemahkan kita secara politik dan secara militer. Bagaimana mereka sibuk mempermasalahkan nuklir Iran – yang sama sekali belum terbukti digunakan untuk persenjataan – sementara pada saat yang sama menutup mata terhadap pengembangan persenjataan nuklir oleh Israel, yang setiap hari membuat onar dan masalah.
Ketiga, melakukan propaganda busuk terhadap Islam
Dilakukan secara sangat massif pasca peristiwa runtuhnya gedung WTC
Secara aktif melakukan propaganda busuk terhadap ummat Islam dan ajaran Islam. Mereka berusaha menciptakan stigma di tengah-tengah masyarakat dunia bahwa Islam adalah teroris, ekstremis, dan berbagai label negatif lainnya. Padahal kita semua tahu bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin, bahwa Islam adalah agama yang mencintai perdamaian. Padahal kita tahu siapakah teroris yang sebenarnya. Siapakah yang selama ini senantiasa menyulut dan mengobarkan peperangan dan pertumpahan darah dimana-mana.
Mereka lakukan itu dengan berbagai bentuk rekayasa, dengan memanfaatkan hegemoni media yang mereka miliki, dan dengan memanfaatkan orang-orang yang bisa mereka manfaatkan.
Apa Yang Sekarang Harus Kita Lakukan dan Kita Kuatkan ?
Pertama, memperkuat persatuan ummat
Sudah bukan saatnya lagi sekarang ini kita bertengkar dan bertingkai karena perbedaan yang bersifat furu’ dan ijtihadiyah (qunut dsb), atau karena perbedaan dan fanatisme suku, golongan, dan organisasi. Saatnya sekarang kita harus merapatkan barisan (shaffan ka-annahum bunyanum marshush).
“Dan berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali Allah dan janganlah berpecah-belah. Dan ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika kalian saling bermusuhan kemudian Allah mempertautkan hati-hati kalian maka kalian (sesudah itu) berkat nikmat-Nya menjadi bersaudara. Dan kelian (sebelumnya) berada di tepi jurang api neraka lalu Allah menyelamatkan kalian darinya. Demikianlah Allah menerangkan kepada kalian ayat-ayat-Nya agar kalian mendapat petunjuk.”
“Dan orang-orang kafir menjadi pelindung satu sama lain. Jika kalian tidak melakukan (seperti yang mereka lakukan) niscaya akan timbul fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.”
Orang-orang yang membenci Islam kini telah bersatu menjadikan kita sebagai common enemy (musuh bersama), apakah kita masih juga belum sadar? Dan masih terus berselisih diantara kita sendiri?
Kedua, memperkuat kualitas diri kita, secara individual sebagai pribadi muslim dan secara bersama-sama sebagai ummat
Secara pribadi, katakan “I am a muslim” dan kita konsisten dengan itu.
Secara bersama-sama, mari kita katakan “We are muslims” dan kita konsisten dengan itu.
Kita harus bangga menjadi muslim dan kita ikuti dengan konsistensi dalam menjalankan seluruh ajaran Islam.
Kita bentengi pemikiran kita dari berbagai bentuk pemikiran yang menyimpang dalam memahami Islam.
Kita kuatkan keyakinan dan aqidah kita : menjadi muslim yang taat dan penuh komitmen
Kita bangun dan kita jaga moral dan akhlaq kita dari berbagai serangan demoralisasi yang mengelilingi kita
Berusaha secara bersama-sama membangun kekuatan ummat, dalam aspek ekonomi, politik, militer dan sebagainya.
Ketiga, tidak mudah termakan oleh propaganda busuk yang berusaha mendiskreditkan Islam
Kita harus bersikap lebih selektif dan teliti dalam menerima berbagai informasi yang berusaha mendiskreditkan Islam dan ummat Islam. Kita tdk boleh mudah terprovokasi. Jangan percaya sebelum ada bukti!
“Hai orang-orang yang beriman. Jika datang kepada kalian seorang pendosa dengan membawa berita maka telitilah (berita itu) terlebih dahulu.”
KOMENTAR
(HAMBA ALLAH SWT)
subhanallahh...inilah yang ingin ana dengar dari ucapan umat islam,ana rindu dengan persatuan umat ini,sampai kapan kita menunggu?pks,salafi,hizbut tahrir,nu, muhammadiyah,dll.simaklah surat cintaku untuk kalian:
Wahai saudara-saudariku yg kucintai karena Alloh
Senin, 25 Januari 2010
MY HOBBY
MTQ adalah kepanjangan dari Musabaqah Tilawatil Quran atau lomba membaca Al-quran dengan lagu yang selama ini sudah dikenal. MTQ telah ada di Indonesia sejak tahun 1940-an sejak berdirinya Jam'iyyatul Qurra wal huffadz yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama, ormas terbesar di Indonesia.
Sejak tahun 1968, saat menteri agama dihabat K.H. Muhammad Dahlan (salah seorang ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) MTQ dilembagakan secara nasional. MTQ pertama diselenggarakan di Makassar pada bulan Ramadhan tahun 1968. Kala itu hanya melombagakan tilawah dewasa saja dan melahirkan Qari Ahmad Syahid dari jawa Barat dan Muhammadong dari Slawesi Selatan. MTQ kedua diselenggarakan di Banjarmasin tahun 1969. Tahun 1970 MTQ ketiga diselenggarakan di Jakarta dengan acara yang sangat meriah.
MTQ kini sudah berlangsung 23 kali. Banten akan menjadi tuan rumah MTQ Nasional ke 24. Kini, tidfak hanya lagu yang dilombagakan, juga termasuk cerdfas cermat, pidato, kaligrafi, dan lain sebagainya.
MTQ juga diselenggarakan antar dan di dalam instansi tertentu. MTQ Wartawan diselenggarakan secara rutin tiga tahun sekali dan akan memasuki MTQ kelima tahun 2008 nanti. MTQ Pertamina terhenti sejak tahun 1980. MTQ Telkom dengan nama MAN (Musabawah Al-Quran Nasional) tahun 2008 ini akan dilangsungkan di banda Aceh seagai MAN ke delapan.
Lagu-lagu tilawah antara lain Bayati, Syika, Nahwand, Rost, Jiharka, dan lain sebagainya.
Qari-qari terkenal asal Indonesia antara lain: K.H. Aziz Muslim, K.H. Bashori Alwi, Hj. Rofiqoh darto Wahab, Hj. Nursiah Ismail, Hj. Aminah, Hj. Maria Ulfah, Muammar ZA, Muhammadong, Muhammad Ali, H. Wan Muhammad Ridwan Al-Jufrie' dan lain sebagainya.